“Di satu sisi ada proses negosiasi, seperti misalnya proses perjanjian damai, di sisi lain kita melihat meningkatnya retorika, ancaman, dan tindakan agresif Azerbaijan di lapangan,” kata Menlu Ararat. dalam sesi tanya jawab dengan pemerintah di Majelis Nasional Mirzoyan.
Dia menyebutkan bahwa mereka menyaksikannya pada tahun 2022. pada 13-14 September, ketika Azerbaijan menginvasi wilayah kedaulatan Republik Armenia, menutup Koridor Lachin dan, karenanya, memblokir Nagorno Karabakh.
“Fenomena ini terus berlanjut. Terlebih lagi, propaganda kebencian Armenia dan ancaman langsung semakin meningkat akhir-akhir ini,” kata Mirzoyan, mengingatkan pernyataan Aliyev bahwa tidak akan ada perjanjian damai, 29.000 kilometer persegi mereka di Armenia tidak akan hidup damai jika mereka tidak sepenuhnya menerima syarat Azerbaijan.
“Ada sikap pamungkas ini, ada retorika ini, dan pada saat yang sama negosiasi perjanjian damai terus berlanjut,” katanya.
A. Mirzoyan mengatakan sudah menerima proposal Azerbaijan, mereka sedang mengerjakannya, dalam waktu dekat tentunya akan ada tanggapan dan proposal dari pihak Armenia.
“Retorika dan sikap agresif tersebut tidak hanya tidak berkontribusi pada proses perdamaian, tetapi menciptakan hambatan baru di jalan proses itu.
Tapi posisi kami tidak berubah, kami tegas, kami akan terus melanjutkan, kami akan terus berunding dengan tulus dengan tujuan membangun perdamaian jangka panjang dan stabil di kawasan,” kata Mirzoyan.
Dia juga menyebutkan bahwa mereka tidak sedang bernegosiasi untuk mendirikan pos pemeriksaan Azerbaijan di koridor Lachin.
“Armenia menganggap bahwa negosiasi Koridor Lachin dan rezimnya telah lama selesai, peraturan tersebut dimasukkan dalam deklarasi tripartit November 2020, yang menurutnya Koridor Lachin tetap berada di bawah kendali pasukan penjaga perdamaian Rusia dan Azerbaijan menjamin hubungan bilateral yang tidak terputus lalu lintas melalui koridor itu. Ini adalah pengaturan tetap.
Di sini kita seharusnya sudah menyatakan keraguan tentang kelayakan negosiasi lebih lanjut secara umum, yaitu apa gunanya terus-menerus mencapai kesepakatan tentang masalah lain, jika setelah beberapa waktu mereka pasti akan dilanggar oleh Azerbaijan dan Azerbaijan akan mengajukan tuntutan baru yang lebih keras pada masalah yang sama, kata Ararat Mirzoyan.
Sumber :